1. Home
  2. »
  3. Publikasi
  4. »
  5. Semangat Bersama Menjaga Keanekaragaman Hayati Bentang Alam Wehea Kelay

Semangat Bersama Menjaga Keanekaragaman Hayati Bentang Alam Wehea Kelay

Bentang Alam Wehea memiliki luas 532.143 ha terletak di antara Kabupaten Kutai Timur dan Berau. Menjadi penghubung antara lebih dari dua kawasan konservasi, koridor habitat hidupan liar, habitat spesies langka/terancam punah serta memiliki nilai budaya dan keanekaragaman hayati yang tinggi membuat wilayah ini menjadi Kawasan Ekosistem Esensial yang saat ini dikenal sebagai Kawasan Ekosistem Penting (KEP). Kawasan ini juga menjadi salah satu habitat penting bagi populasi orang utan di Provinsi Kalimantan Timur.

Dalam menjaga kawasan habitat orang utan di luar kawasan konserservasi,  Yayasan Konservasi Alam Nusantara mendorong pengelolaan Bentang Alam Wehea-Kelay secara kolaboratif dengan bekerjasama dengan konsesi kehutanan, perkebunan kelapa sawit dan masyarakat disekitarnya dengan membangun kesepakatan dalam bentuk kesepahaman bersama parapihak. Pada tahun 2016 dibentuk forum KEP berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 660.1/K.214/2016. Forum ini terdiri dari berbagai pihak, baik pihak perusahaan, pemerintah, LSM dan masyarakat adat, yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengelola KEP dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Studi keanekaragaman hayati juga dilakukan secara berkala, salah satunya di wilayah pengelolaan hutan PT. Wanabakti Persada Utama (PT. WBPU) seluas 44.402 Ha. Kegiatan penilaian di lapangan ini pertama dilakukan tahun 2016 untuk pengambilan data ekologi, sosial dan budaya. Hasil dari studi ini mengkonfirmasikan bahwa kawasan ini termasuk Areal Bernilai Konservasi Tinggi. Pada tahun 2017, dilakukan kajian lapangan dalam bentuk survei dan monitoring orangutan di PT. WBPU untuk lebih mengetahui fakta sebenarnya tentang kondisi orangutan saat itu.

  1. Populasi orang utan diperkirakan sebanyak 75-79 individu dengan kepadatan 0,171 individu/km2.
  2. Orang utan tersebar di seluruh wilayah konsesi, namun lebih banyak ditemukan di bagian selatan dibandingkan daerah utara.
  3. Diidentifikasi sebanyak 321 jenis tumbuahan hutan, 102 (32%) di antaranya adalah pohon pakan orang utan.
  4. Keberadaan 6 jenis buah di jalur dan pohon ficus dengan kepadatan 69,57 tegakan/km2 adalah faktor pendukung habitat orang utan.
Sarang orangutan
Kajian keanekaragaman hayati terkini dilakukan pada bulan September 2023. Selain mengungkap temuan terhadap 28 jenis mamalia dan 202 jenis burung, kajian ini dilakukan untuk membantu masyarakat lokal mengenal potensi keanekaragaman hayati dan juga sebagai landasan pengelolaan area ini kedepannya. Oleh karena itu, masyarakat dari 4 desa disekitar kawasan PT. WBPU juga diikutsertakan dan terlibat langsung dalam proses kajian yang dilakukan di lapangan. Dengan pelibatan masyarakat diharapkan kolaborasi antara multipihak dapat lebih terjalin guna melindungi keanekaragaman hayati di wilayah ini.

Share :

Related Post

PT WBPU Bersama YKAN Gelar Pelatihan Kelola Sosial dan Pengenalan SIGAP Untuk Staf Operasional Lapangan

PT WBPU Bersama YKAN Gelar Pelatihan Kelola

PT Wana Bakti Persada Utama (WBPU) bersama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara

PT WBPU Gelar Acara Syukuran Pembukaan Area RKT 2024 bersama Masyarakat Adat di Kampung Long Pelay

PT WBPU Gelar Acara Syukuran Pembukaan Area

PT Wana Bakti Persada Utama (WBPU) menggelar acara syukuran pada tanggal 14

PT WBPU Bekerjasama dengan YKAN dan UGM Terkait Penelitian Efektifitas Penerapan Metode RIL-C di Area Konsesi Perusahaan

PT WBPU Bekerjasama dengan YKAN dan UGM

Sebagai perusahaan hutan produksi yang berkomitmen pada prinsip keberlanjutan, PT Wana Bakti