Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, memiliki hutan yang luas dan beragam. Namun, pengelolaan hutan yang berkelanjutan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan perusahaan hutan produksi. Salah satu inisiatif penting dalam upaya ini adalah memberdayakan masyarakat adat yang tinggal di sekitar wilayah konsesi hutan. Menyadari pentingnya peran masyarakat adat dalam menjaga dan mengelola hutan, PT Wana Bakti Persada Utama (WBPU) mengambil langkah strategis dengan mengadakan pelatihan budidaya pohon karet bagi masyarakat adat di 3 kampung adat yakni, Kampung Long Lamcin, Kampung Long Duhung, dan Kampung Long Gie/Beliu.
Pelatihan ini merupakan lanjutan dari hasil kegiatan Kelola Sosial yang lalu, dan dari kegiatan tersebut masyarakat di ketiga kampung tersebut memilih untuk pendampingan budidaya karet. Selain itu, PT WBPU juga mendukung kegiatan ini agar dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui kegiatan yang berkelanjutan. Pohon karet dipilih sebagai fokus pelatihan karena tanaman ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh dengan baik di kebun warga yang tersebar di sekitar wilayah konsesi perusahaan. Budidaya pohon karet juga sejalan dengan prinsip-prinsip pengelolaan hutan yang berkelanjutan, yang bertujuan untuk menjaga kelestarian hutan sambil meningkatkan produktivitasnya.
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis kepada masyarakat adat mengenai teknik budidaya pohon karet yang baik dan benar. Pelatihan mencakup berbagai aspek, mulai dari pemilihan bibit unggul, teknik penanaman, pemeliharaan, hingga teknik penyadapan yang efisien. Dengan demikian, masyarakat adat diharapkan dapat mengembangkan kebun karet mereka sendiri dan meningkatkan pendapatan keluarga.
Selain peningkatan keterampilan teknis, pelatihan ini juga bertujuan untuk memperkuat hubungan antara PT WBPU dan masyarakat adat. Melalui program ini, PT WBPU berharap dapat membangun rasa saling percaya dan kerja sama yang lebih erat. Partisipasi aktif masyarakat dalam pelatihan ini juga diharapkan dapat mengurangi konflik dan ketegangan yang mungkin timbul akibat perbedaan kepentingan antara perusahaan dan komunitas lokal.
Harapan ke depannya, PT WBPU menginginkan agar masyarakat adat dapat mandiri dalam mengelola kebun karet mereka. Kemandirian ini tidak hanya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat, tetapi juga akan membantu dalam menjaga kelestarian hutan. Dengan pengetahuan yang didapat dari pelatihan, masyarakat diharapkan dapat mengelola hutan secara bijaksana, memastikan bahwa praktik-praktik yang dilakukan tidak merusak ekosistem dan tetap menjaga keseimbangan alam.
Selain itu, PT WBPU juga berharap bahwa dengan adanya pelatihan ini, masyarakat adat dapat menjadi mitra yang aktif dalam menjaga dan melestarikan hutan. Kerjasama yang solid ini akan mempermudah perusahaan dalam mengimplementasikan program-program konservasi dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Keberhasilan ini juga dapat menjadi model bagi perusahaan lain untuk mengikuti jejak serupa dalam memberdayakan masyarakat adat dan menjaga kelestarian hutan.
Pada akhirnya, pelatihan budidaya pohon karet ini diharapkan dapat menciptakan simbiosis mutualisme antara PT WBPU dan masyarakat adat. Melalui kerjasama yang erat dan saling menguntungkan, baik perusahaan maupun masyarakat adat dapat mencapai tujuan mereka masing-masing—perusahaan dapat mengelola hutan secara berkelanjutan dan meningkatkan produksi, sementara masyarakat adat dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.