PT Wana Bakti Persada Utama (WBPU) mulai melakukan kegiatan cruising di area konsesi hutan produksi milik perusahaan. Kegiatan cruising sendiri merupakan suatu kegiatan survei atau pemetaan yang dilakukan di dalam konsesi hutan untuk mengevaluasi potensi kayu yang ada. Dalam kegiatan ini, tim cruising akan melakukan survei langsung di lapangan untuk mengidentifikasi jenis-jenis pohon, ukuran, dan kualitas kayu yang tersedia di area hutan yang ditetapkan.
Dalam kegiatan cruising ini PT WBPU menggandeng masyarakat adat di 5 kampung adat yang tersebar di sekitar wilayah area konsesi hutan produksi milik Perusahaan di Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau. 5 kampung adat itu yakni, Kampung Long Lamcin, Kampung Long Pelay, Kampung Long Keluh, Kampung long Duhung, dan Kampung Long Beliu/Gie. Total ada 5 tim yang melakukan kegiatan cruising dengan tiap tim terdiri dari 9 anggota dan 1 ketua tim yang semuanya merupakan masyarakat adat di 5 kampung tersebut. Dalam kegiatan cruising ini kelima tim tersebut melakukan pemetaan untuk mengevaluasi potensi kayu yang ada di area konsesi yang terbagi dalam 17 petak. Kegiatan crusing PT WBPU ini dimulai dari tanggal 17 Oktober 2023 dan ditargetkan selesai pada tanggal akhir Maret 2024.
Dalam upaya untuk menggabungkan prinsip-prinsip konservasi dengan kebutuhan ekonomi, PT WBPU melibatkan masyarakat adat dalam kegiatan cruising dengan tujuan untuk mempromosikan pengelolaan hutan yang berkelanjutan sambil memperkuat hubungan antara perusahaan dan masyarakat adat di sekitar area konsesi milik perusahaan.
Partisipasi masyarakat adat dalam kegiatan cruising memainkan peran penting dalam merampingkan dampak negatif dan memperkuat aspek-aspek positif dari praktik ini. Melibatkan masyarakat adat membawa beragam manfaat, termasuk:
- Pengetahuan Lokal: Masyarakat adat memiliki pengetahuan yang dalam tentang hutan dan ekosistemnya. Pengetahuan ini dapat menjadi aset berharga dalam menentukan dan melindungi area-area sensitif yang menyangkut masyarakat adat di area konsesi hutan produksi.
- Konservasi Budaya: Melibatkan masyarakat adat dalam kegiatan cruising adalah langkah untuk menghormati dan melestarikan warisan budaya mereka. Ini juga membantu dalam mempertahankan hubungan harmonis antara manusia dan alam.
- Keterlibatan Ekonomi: Partisipasi masyarakat adat dalam kegiatan cruising juga dapat membuka peluang ekonomi baru bagi mereka. Dengan memperoleh manfaat dari hasil survei cruising, masyarakat lokal dapat lebih merasakan manfaat dari eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oleh perusahaan.
Kegiatan cruising di PT WBPU melibatkan serangkaian langkah yang dirancang untuk mengevaluasi potensi kayu di area hutan yang ditetapkan. Mulai pada tahapan awal dari kegiatan cruising membutuhkan suatu perencanaan yang cermat. Ini termasuk penentuan lokasi cruising, penetapan metode survei yang akan digunakan, serta penjadwalan kegiatan secara keseluruhan.
Selain itu tim cruising akan melakukan pemetaan terestrial, yaitu survei langsung di darat, untuk mengidentifikasi jenis-jenis pohon, kondisi hutan, dan potensi kayu yang ada. Mereka akan mencatat lokasi pohon-pohon berharga dan karakteristik lingkungan lainnya. kegiatan ini juga menggunakan teknologi seperti Global Positioning System (GPS) dan perangkat lunak pemetaan untuk membantu dalam proses pemetaan dan pemantauan. Ini membantu meningkatkan akurasi data dan efisiensi operasional.
Setelahnya tim cruising akan melakukan pengukuran pohon-pohon tertentu untuk menentukan dimensi, kualitas kayu, dan volume potensial yang dapat dipanen. Pengukuran ini biasanya mencakup diameter pohon, tinggi pohon, dan kualitas pohon tebangan . Data yang dikumpulkan selama kegiatan cruising akan dianalisis untuk mengevaluasi potensi ekonomi hutan dan memutuskan strategi pengelolaan yang tepat. Ini melibatkan pemetaan potensial area pengambilan kayu, estimasi volume kayu yang dapat dipanen, dan penilaian risiko lingkungan.
Selama kegiatan cruising, juga penting untuk memantau dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan, seperti kerusakan habitat atau gangguan terhadap flora dan fauna lokal. Langkah-langkah pencegahan harus diambil untuk meminimalkan dampak negatif tersebut. Terutama jika area hutan yang disurvei melibatkan wilayah yang dihuni oleh masyarakat adat atau memiliki nilai konservasi yang tinggi, konsultasi dengan pihak terkait, termasuk masyarakat lokal dan lembaga pemerintah, penting untuk memastikan bahwa kegiatan cruising dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan dan keadilan sosial.
Setelah kegiatan cruising selesai, sebuah laporan akan disusun yang mencakup hasil survei, analisis data, serta rekomendasi untuk langkah-langkah selanjutnya dalam pengelolaan hutan. Laporan ini bisa digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan oleh manajemen perusahaan atau pihak berwenang terkait.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan cruising di perusahaan hutan produksi bisa bervariasi tergantung pada tujuan survei, kondisi hutan, dan metode yang digunakan. Berikut beberapa hasil umum yang biasanya diperoleh dari kegiatan cruising:
- Data Kuantitatif tentang Potensi Kayu: Salah satu hasil utama dari kegiatan cruising adalah data kuantitatif tentang potensi kayu yang ada di area hutan yang disurvei. Ini termasuk estimasi volume kayu, jenis-jenis kayu yang dominan, dan distribusi spatikal pohon-pohon berharga.
- Peta Lokasi dan Distribusi Pohon: Hasil cruising mencakup peta lokasi dan distribusi pohon-pohon berharga yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perencanaan pengelolaan hutan lebih lanjut, termasuk identifikasi lokasi potensial untuk penebangan atau penanaman kembali.
- Analisis Ekonomi: Berdasarkan data yang dikumpulkan selama cruising, PT WBPU dapat melakukan analisis ekonomi untuk mengevaluasi potensi keuntungan dari eksploitasi kayu di area yang disurvei. Hal ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan terkait alokasi sumber daya dan investasi di masa mendatang.
- Informasi Lingkungan: Kegiatan cruising juga menghasilkan informasi tentang kondisi lingkungan di area hutan, termasuk keberagaman flora dan fauna, kesehatan ekosistem, serta potensi dampak lingkungan dari aktivitas ekstraksi kayu.
- Rekomendasi Pengelolaan: Berdasarkan analisis data yang diperoleh, kegiatan cruising menghasilkan rekomendasi untuk pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Ini bisa mencakup saran tentang metode penebangan yang tepat, langkah-langkah pemulihan hutan, atau strategi konservasi yang perlu diimplementasikan.
- Basis Informasi untuk Sertifikasi dan Pelaporan: Data yang dikumpulkan selama cruising dapat digunakan sebagai basis informasi untuk proses sertifikasi keberlanjutan, seperti sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) maupun Forest Stewardship Council (FSC), serta untuk pelaporan kepada pihak berwenang dan pemangku kepentingan lainnya.
- Peningkatan Pengetahuan: Selain hasil konkret, kegiatan cruising juga dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang ekologi hutan, dinamika vegetasi, dan manajemen sumber daya alam bagi tim yang terlibat dalam survei.
Integrasi kegiatan cruising dengan partisipasi masyarakat adat adalah langkah yang penting dalam mewujudkan keberlanjutan dalam manajemen hutan produksi. Dengan membangun kemitraan yang kokoh antara PT WBPU dan masyarakat adat sekitar area konsesi perusahaan, diharapkan dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik antara kebutuhan ekonomi dan konservasi lingkungan. Melalui pendekatan ini, PT WBPU dapat mengambil langkah konkret menuju pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan inklusif.