PT Wana Bakti Persada Utama (WBPU) melakukan kegiatan pembaharuan data invetarisasi terkait keanekaragaman hayati di wilayah konsesi perusahaan yang terletak di Bentang Alam Wehea Kelay pada September 2023. Salah satu poin penting penelitian ini adalah tentang keanekaragam flora di kawasan ini.
Bersama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bidang Riset Ekologi dan Etnobiologi, mencatat ada sekitar 321 jenis tumbuahan hutan, 102 (32%) di antaranya adalah pohon pakan orang utan.
Peneliti Muda Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, Bina swasta Sitepu yang hadir sebagai peneliti dalam kegiatan pembaharuan data invetarisasi terkait keanekaragaman hayati di wilayah konsesi PT WBPU menjelaskan bahwa kawasan konsesi ini masih dalam kategori baik yang keanekaragaman flora di dalamnya tidak tergangu secara berat.
“Hal ini dibuktikan dengan keberadaan dari jenis-jenis pohon meranti (shorea) yang menjadi tumbuhan khas dataran rendah di Pulau Kalimantan. Dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan catatan inventarisasi tegakkan sebelum penebangan. Dengan demikian, dikemudian hari bisa menentukan daerah-daerah mana yang dalam kawasan konsesi yang tidak layak untuk produksi dikarenakan rendahnya pontensi tebangan, dan kawasan tersebut bisa kita lindungi,” jelas Bina swasta Sitepu.
Keanekaragaman flora di hutan produksi memiliki peran penting yang tidak boleh diabaikan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa keanekaragaman flora di wilayah hutan produksi sangat penting.
- Keseimbangan Ekosistem: Setiap spesies tumbuhan dalam hutan produksi memiliki peran tersendiri dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Beberapa tumbuhan mungkin berperan sebagai produsen utama dalam rantai makanan, sementara yang lain mungkin menyediakan tempat berlindung bagi hewan-hewan kecil atau menjaga kualitas tanah dengan proses penyerapan air dan nutrien. Keanekaragaman flora memastikan bahwa semua peran ini terpenuhi dengan baik, sehingga ekosistem tetap stabil dan berkelanjutan.
- Kesehatan Hutan: Keanekaragaman flora juga berkontribusi pada kesehatan hutan secara keseluruhan. Dengan adanya berbagai jenis tumbuhan, hutan produksi menjadi lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Jika hanya ada sedikit spesies tumbuhan yang dominan, risiko terjadinya wabah penyakit atau serangan hama dapat meningkat secara signifikan.
- Keanekaragaman Genetik: Setiap spesies tumbuhan memiliki berbagai varietas genetik yang berbeda-beda. Keanekaragaman genetik ini memungkinkan adaptasi yang lebih baik terhadap perubahan lingkungan, termasuk perubahan iklim, tanah, dan cuaca. Dengan adanya berbagai varietas genetik, tumbuhan dapat berevolusi dan beradaptasi untuk tetap bertahan hidup di lingkungan yang berubah.
- Manfaat Ekonomi: Keanekaragaman flora di hutan produksi juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Berbagai jenis kayu dan hasil hutan non-kayu seperti buah-buahan, rempah-rempah, dan tanaman obat-obatan dapat dihasilkan dari berbagai spesies tumbuhan yang ada. Dengan memanfaatkan keanekaragaman flora ini secara bijaksana, hutan produksi dapat menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat dan negara secara keseluruhan.
Dengan memahami pentingnya keanekaragaman flora di wilayah hutan produksi, kita dapat lebih menghargai dan melindungi keanekaragaman hayati yang ada. Perlindungan terhadap hutan produksi dan upaya konservasi flora yang tepat merupakan investasi jangka panjang bagi kesejahteraan manusia dan keberlanjutan lingkungan hidup.