1. Home
  2. »
  3. Publikasi
  4. »
  5. Strategi PT WBPU dalam Pengelolaan Hutan Produksi untuk Mencapai Target FOLU Net Sink 2030

Strategi PT WBPU dalam Pengelolaan Hutan Produksi untuk Mencapai Target FOLU Net Sink 2030

Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, memiliki tantangan dan tanggung jawab besar dalam menjaga ekosistemnya, terutama hutan produksi. Sebagai salah satu negara dengan luas hutan terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran penting dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga keseimbangan lingkungan. Melalui inisiatif Forests, Agriculture, and Land Use (FOLU), Indonesia telah berkomitmen untuk menjadi net sink (penyerap bersih emisi karbon) pada tahun 2030. Untuk mencapai tujuan tersebut, transformasi dalam pengelolaan hutan alam produksi menjadi suatu keharusan, termasuk peran penting perusahaan swasta dalam implementasinya.

PT Wana Bakti Persada Utama (WBPU) sebagai salah satu perusahaan swasta yang memiliki hak konsesi hutan produksi seluas 44.402 Hektar di bentang alam Wehea Kelay di Provinsi Kalimantan Timur, mendukung pencapaian target FOLU Net Sink 2030, yakni dengan penerapan strategi keberlanjutan Ekonomi, Konservasi, Adaptasi (E.K.A).

Dalam aspek ekonomi, PT WBPU berupaya untuk melakukan peningkatan ekonomi untuk perusahaan, karyawan dan masyarakat sekitar hutan. Melalui berbagai perencanaan produksi, melakukan tahapan pelaksanaan Reduced Impact Logging – Carbon (RIL-C) dalam kegiatan produksi. Selain itu PT WBPU juga giat melakukan sertifikasi praktik-praktik pengelolaan hutan yang ramah lingkungan seperti sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC) dan sertifikasi Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL).

Dalam pengelolaan area konsesi hutan produksinya, PT WBPU juga mengedepankan aspek konservasi. yaitu dengan pembangunan area High Conservation Value (HCV) yaitu kawasan yang bernilai konservasi tinggi di dalam area konsesi PT WBPU.

PT WBPU juga berupaya untuk melakukan konservasi keanekaragaman hayati di area konsesi hutan produksi, karena meskipun perusahaan hutan produksi memiliki tujuan untuk memperoleh hasil kayu atau produk hutan lainnya namun keanekaragaman hayati menjadi penting untuk berkontribusi pada keseimbangan ekosistem secara keseluruhan. Ini mencakup interaksi antara berbagai spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang mendukung siklus nutrisi, polinasi, dan berbagai proses ekologis penting lainnya.

Selain melakukan konservasi keanekaragaman hayati, PT WBPU juga melakukan konservasi genetik untuk berkelanjutan dengan pendekatan yang bertujuan untuk melindungi keragaman genetik dari spesies pohon di hutan yang dikelola oleh perusahaan. Kegiatan ini juga bertujuan agar PT WBPU dapat memastikan bahwa populasi pohon yang ditanam atau dikelola memiliki keragaman genetik yang mencukupi. Ini akan meningkatkan kemampuan pohon untuk bertahan dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, seperti perubahan iklim, serangan hama, atau penyakit.

Untuk aspek adaptasi, PT WBPU menerapkan berbagai usaha seperti usaha penyerapan carbon, agroforestry, silvikultur Intensif tanaman, ekowisata, pemberdayaan sumber daya air, dan pengelolaan bioenergi. PT WBPU juga melakukan penelitian yang melibatkan kerjasama dengan lembaga nasional maupun internasional agar bisa meningkatkan pemahaman dan praktik keberlanjutan dalam pengelolaan area konsesi hutan produksi perusahaan.

Dalam aspek adaptasi ini PT WBPU juga giat melakukan pembaharuan teknologi dalam aktivitas produksinya yaitu dengan menggunakan teknologi Light Detection and Ranging (LIDAR) dan Logfisher. Dengan penerapan kedua teknologi ini telah membawa perubahan yang signifikan dalam cara PT WBPU memahami dan mengelola hutan produksi, serta dapat memperkuat implementasi metode RIL-C, dan menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya hutan dan pelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.

Tentunya transformasi pengelolaan hutan produksi untuk mencapai target FOLU net sink 2030 memiliki implikasi yang luas dan tantangan yang signifikan. Salah satu tantangan utama adalah keterlibatan semua pemangku kepentingan dan penegakan hukum yang kuat terhadap praktik-praktik ilegal yang merusak lingkungan. Selain itu, perubahan sosial dan ekonomi juga diperlukan untuk mendukung transisi menuju model ekonomi yang berkelanjutan.

Transformasi pengelolaan hutan alam produksi merupakan langkah krusial dalam mencapai target FOLU net sink 2030 di Indonesia. PT WBPU sebagai salah satu perusahaan yang mengelola hutan produksi memiliki peran penting dalam implementasi transformasi ini melalui konservasi dan restorasi hutan, penerapan teknologi hijau, kolaborasi dan kemitraan, serta dukungan terhadap sistem insentif yang mendukung praktik-praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Dengan kerja sama yang kokoh antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Indonesia dapat menjadi teladan dalam upaya pelestarian hutan dan mitigasi perubahan iklim secara global.

Share :

Related Post

Persemaian di Tengah Hutan Produksi: Harapan Baru untuk Ekosistem yang Lebih Sehat

Persemaian di Tengah Hutan Produksi: Harapan Baru

PT Wana Bakti Persada Utama (WBPU) sebagai entitas perusahaan hutan produksi di

Pembekalan K3 kepada Staf Lapangan di PT WBPU Sebagai Upaya Meningkatkan Keselamatan dan Efisiensi Kerja

Pembekalan K3 kepada Staf Lapangan di PT

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek krusial dalam operasional perusahaan hutan

PT WBPU Gelar Kegiatan Rencana Pembukaan Wilayah Hutan (RPWH) dengan Menerapkan Metode RIL-C untuk Pembukaan Jalan Operasional

PT WBPU Gelar Kegiatan Rencana Pembukaan Wilayah

Pembukaan jalan di wilayah hutan produksi merupakan bagian penting dari Rencana Pembukaan